Menjawab Pak JK Salahnya Dimana??
Rupanya, pernyataan Jokowi yang menyebut Prabowo menguasai
lahan hingga ratusan ribu hektar, lebih luas dari provinsi Yogyakarta dan
hampir 3 kali luas Mekkah, membuat berang banyak orang. Gara-gara pernyataan
tersebut Jokowi dilaporkan ke Bawaslu.
Respon Jokowi pun santai, “Kalau debat dilaporkan, nggak
usah debat saja.”
Di kesempatan terpisah, saat ditanya mengapa Jokowi
menyinggung pribadi Prabowo, pun jawabannya tak kalah santai. “Nyerang pribadi
itu kan kalau bahas istri dan anaknya. Ini kan soal tanah negara.”
Keputusan Jokowi membongkar penguasaan lahan oleh Prabowo,
bahkan menurut beberapa sumber sebenarnya Prabowo menguasai 1.3 juta hektar
lahan, harus diakui cukup berhasil memenangkan opini publik di kalangan
kelompok orang yang belum menentukan pilihan, netral atau tak terlalu suka
dengan politik.
“Agak kaget Jokowi bilang Prabowo nguasai lahan hingga
ratusan ribu hektar. Lebih kaget lagi karena Prabowo mengakuinya,” tulis teman
saya di akun sosial medianya.
Maka tak heran kalau kubu Prabowo merasa dirugikan. Karena
Capresnya benar-benar babak belur pada debat kedua. Dan tentu akan sangat
menarik melihat pergerakan hasil survey pasca debat minggu ini.
Wajar juga kalau elite parpol pendukung Prabowo yang hadir
di lokasi debat sempat protes keras terhadap Bawaslu dan KPU. Meminta agar ada
teguran kepada Jokowi saat itu juga. Tapi ribut-ribut kubu sebelah yang kayak
ayam mau bertelur itu akhirnya kocar-kacir oleh Luhut. Sampai-sampai Ferdinan
Hutahaen harus cium tangan ke Luhut untuk mendinginkan suasana.
Tapi, ribut-ribut ini sebenarnya apa salahnya? Hari ini
Jusuf Kalla mengaku bahwa dirinya ikut terlibat dalam keputusan pemberian lahan
kepada Prabowo pada tahun 2004 lalu, saat masih menjadi Wapresnya SBY. Prabowo
menguasai lahan ratusan ribu hektar bukanlah sebuah kesalahan. Itu legal.
Maksudnya, kalau Prabowo salah, bisa diproses hukum. Faktanya kan nggak. Lalu
apa masalahnya?
Kepada Pak JK atau siapapun yang bertanya-tanya apa
masalahnya, artikel ini layak kalian baca sampai akhir.
Begini, secara hukum, penguasaan tanah ratusan ribu hektar,
atau bahkan jutaan hektar oleh Prabowo memang bukanlah pelanggaran. Tak ada
yang salah. Menjadi bermasalah karena Prabowo kerap nyinyir soal bagi-bagi
lahan. Pada bulan April tahun lalu misalnya, Prabowo mengatakan bahwa 1 persen
populasi yaitu konglomerat menguasai 80 persen tanah kita. Prabowo menyebut
Indonesia saat ini tidak waspada terhadap kelakuan para elite yang terus
mengeruk keuntungan demi pribadi ketimbang masyarakat.
Prabowo tampil seperti pahlawan yang ingin mewujudkan
Indonesia yang adil dan sejahtera untuk seluruh masyarakat Indonesia. Bukan
hanya dikuasai oleh konglomerat.
Narasi mengkritik nyinyir pemerintahan Jokowi pun berlanjut
lewat Amien Rais, yang menyebut pembagian sertifikat gratis itu hanya
pengibulan. Karena sejatinya 74 persen lahan di Indonesia dikuasai oleh
kelompok tertentu.
Masyarakat diprovokasi, pemerintah diserang. Tapi Presiden
Jokowi hanya menanggapi dingin provokasi tersebut. Sesekali menanggapi dengan
canda. Sampai akhirnya pada momen debat pilpres kedua kemarin, Prabowo masih
mengungkit pembagian lahan kepada masyarakat.
“Tanah tak bertambah, kalau dibagi-bagi terus nanti anak
cucu kita tak punya tanah,” kira-kira begitu nyinyiran Prabowo yang
mempersoalkan kenapa Jokowi membagi-bagi lahan.
“Hampir 2.6 juta hektar memang dibagikan untuk masyarakat,
untuk produktif. Tapi kami tidak memberikan pada yang gede-gede. Saya tahu Pak
Prabowo memiliki lahan yang sangat luas di Kaltim sebesar 220 ribu hektar, juga
di Aceh tengah 120 ribu hektar. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa
pembagian-pembagian seperti ini tidk dilakukan di masa pemerintahan saya,” kata
Jokowi.
Sampai di sini, kalau anda bertanya apa masalahnya? Sudah
jelas masalahnya adalah Prabowo sendiri. mengapa dia nyinyir soal pembagian
lahan untuk masyarakat kecil? Sementara dirinya menguasai lahan yang sangat
luas. Untuk apa juga Prabowo menyerang pemerintahan Jokowi yang tak melakukan
pembagian lahan untuk konglomerat?
Kesalahan Prabowo sendiri yang membangun narasi menyerang
elite yang menguasai mayoritas lahan di Indonesia. Karena yang dimaksud elite
ya dirinya sendiri. Ini sama seperti narasi Jokowi bukan Islam, sementara di
sisi lain mereka mendukung Prabowo yang jauh lebih tak tahu Islam. Tak bisa
mengaji. Tak bisa wudu. Lebih jelas natalan di mana ketimbang shalat jumat di
mana.
sebenarnya asyik-asyik saja dengan tanah Prabowo. Nggak ada
masalah. Tapi karena Prabowo nyerang pemerintah terus, menyalahkan tentang hal
yang dilakukan oleh pemerintah sebelumnya. Mencitrakan diri seolah dirinya bisa
jadi pahlawan yang nanti tak akan membagi-bagi lahan, di situ yang membuat
muak. Ngaku peduli pada masyarakat, padahal dirinya sendiri yang menguasai
lahan.
Semoga ini dapat menjawab pertanyaan Pak JK dan orang-orang
di luar sana yang bingung kenapa penguasaan lahan oleh Prabowo dipermasalahkan.
Sumber : Seword
0 Response to "Menjawab Pak JK Salahnya Dimana??"
Post a Comment