10 Tokoh Islam Dinobatkan Jadi Pahlawan Nasional di Era Jokowi


  1. KH. ABDUL WAHAB CHAS-BULLAH lahir di Jombang,31 Maret 1888 dan meninggal 29 Desember 1971 pada usia 83 tahun.Beliau adalah ulama pendiri Nahdlatul Ulama dan pengarang syair “Syubbanul Wathon” yang sering disenandungkan oleh kalangan nahdliyin.KH. Abdul Wahab Chasbullah adalah seorang ulama yang berpandangan modern, dakwahnya dimulai dengan mendirikan media massa atau surat kabar,yaitu harian umum “Soeara Nahdlatul Oelama” atau Soeara NO dan Berita Nahdlatul Ulama. Bersama dengan KH. Hasyim Asy'ari menghimpun tokoh pesantren dan keduanya mendirikan Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada tahun 1926.Kyai Wahab juga berperan membentuk Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).

  2. LAFRAN PANE lahir di Kampung Pagurabaan, Kecamatan Sipirok,yang terletak di kaki gunung Sibual-Bual, 38 kilometer ke arah utara dari Padang Sidempuan, Ibu Kota Kabupaten Tapanuli Selatan, dia merupakan tokoh pendiri organisasi HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) yang merupakan organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia.Sebenarnya Lafran Pane lahir di Padangsidempuan 5 Februari 1922. Untuk menghindari berbagai macam tafsiran, karena bertepatan dengan berdirinya HMI Lafran Pane mengubah tanggal lahirnya menjadi 12 April 1923. Sebelum tamat dari STI, Lafran pindah ke Akademi Ilmu Politik (AIP) pada bulan April 1948.Setelah Universitas Gajah Mada (UGM) dinegerikan tanggal 19 Desember 1949,dan AIP dimasukkan dalam Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial Politik (HESP).

  3. TUAN GURU KYI HAJI ( TGKH ) MUHAMMAD ZAINUDDĪN ABDUL MADJID dilahirkan di Kampung Bermi,Pancor, Selong, Lombok Timur,Nusa Tenggara Barat pada tanggal 5Agustus 1898 dari perkawinan Tuan Guru Haji Abdul Madjid (beliau lebih akrab dipanggil dengan sebutan Guru Mu'minah atau Guru Minah) dengan seorang wanita shalihah bernama Hajah Halimah al-Sa'diyyah.Dia adalah seorang ulama karismatik dari Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat dan merupakan pendiriNahdlatul Wathan, organisasi massa Islam terbesar diprovinsi tersebut. Di pulau Lombok,Tuan Guru merupakan gelar bagi para pemimpin agama yang bertugas untuk membina, membimbing dan mengayomi umat Islam dalam hal-hal keagamaan dan sosial kemasyarakatan, yang di Jawa identik dengan Kyai.

  4. SULTAN MUHAMMAD SYAH atau yang lebih dikenal dengan Sultan Mahmud Riayat Syah adalah raja terakhir dari Kesultanan Malaka. Dia terpilih menjadi raja karena menggantikan ayahnya,Sultan Alauddin Riayat Syah I,melangkahi saudaranya yang lebih tua, yakni Munawar Syah.Sebagai pemimpin tertinggi Kerajaan Johor-Riau-Lingga dan Pahang, Mahmud Riayat Syah atau Sultan Mahmud Syah III terlibat dalam pertempuran melawan penjajah Belanda di antaranya perang di Teluk Riau dan Teluk Ketapang Malaka pada tahun 1784.

  5. AR.BASWEDAN lahir dI Surabaya pada 9 September 1908 dan meninggal di Jakarta pada 16 Maret 1986. Semasa hidupnya, dia dikenal sebagai seorang nasionalis,jurnalis, pejuang kemerdekaan Indonesia, diplomat, mubalig, dan juga sastrawan Indonesia. AR.Baswedan pernah menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Wakil Menteri Muda Penerangan RI pada Kabinet Sjahrir, Anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP), Anggota Parlemen, dan Anggota Dewan Konstituante. AR. Baswedan adalah salah satu diplomat pertama Indonesia dan berhasil mendapatkan pengakuan de jure dan de facto pertama bagi eksistensi Republik Indonesia dari Mesir.
  6. PANGERAN MUHAMMAD NOOR lahir di Martapura, Hindia Belanda, 24 Juni 1901 dari keluarga bangsawan Banjar, karena ia adalah intah (cucu dari cucu) Raja Banjar Sultan Adam al-Watsiq Billah.Pendidikan dasarnya beliau selesaikan di HIS, lulus tahun 1917.Kemudian meneruskan ke jenjang MULO dan lulus tahun 1921, lalu lulus dari HBS tahun 1923,danpada tahun 1923 masuk Technische Hoogeschool te Bandoeng (THS) - sekolah teknik tinggi di Bandung. Pada tahun 1927,ia berhasil meraih gelar Insinyur dalam waktu empat tahun sesuai masa studi,setahun setelah Ir. Soekarno (Presiden RI pertama) lulus sebagai insinyur dari TH Bandung.
  7. DEPATI AMIR merupakan salah satu pejuang Bangka yang heroik. Ia dikenal ahli strategi perang melawan Belanda di Bangka Belitung.Depati Amir merupakan putra dari Depati Bahrin. Depati Amir aktif melawan penjajahan Belanda di Bangka. Karena geraknya yang sangat mengkhawatirkan akhirnya ia diasingkan di Desa Air Mata, Kupang, NTT.Depati Amir tercatat ikut berjuang menentang penjajahan Belanda dalam rentang tahun 1820 – 1828 bersama saudaranya Depati Hamzah. Kedua bersaudara ini bertindak sebagai panglima tempur dibawah komando ayah mereka, Depati Bahrin.
  8. AGUNG HAJJAH ANDI DEPU (lahir di sebuah Desa di Kecamatan Tinambung, Polman, Agustus 1908) adalah pejuang perempuan yang berasal dari tanah Mandar, Kabupaten Polewali Mandar (Polman),Sulawesi Barat (Sulbar). Beliau memimpin organisasi gerakan perlawanan yang dibentuk, Kris Muda Mandar untuk mengusir penjajahan Belanda dari Indonesia di tanah Sulawesi. Andi Depu dikenang melalui Monumen Merah Putih Andi Depudi Tinambung, Polman
  9. Mr. KASMAN SINGODIMEDJO adalah Jaksa Agung Indonesia periode 1945 sampai 1946 dan juga mantan Menteri Muda Kehakiman pada Kabinet Amir Sjarifuddin II.Selain itu, ia juga adalah Ketua KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) yang menjadi cikal bakal dari DPR.Kasman Singodimedjo telah aktif dalam organisasi Muhammadiyah sejak masa mudanya dan mengenal secara dekat tokoh-tokoh besar Muhammadiyah seperti KH. Ahmad Dahlan dan Ki Bagus Hadikusumo. Selain itu sejak 1935, ia telah aktif dalam perjuangan pergerakan nasional, terutama di Bogor yang sekarang markasnya menjadi Museum Perjuangan Bogor.Pada 1938, Kasman Singodimedjo ikut membentuk Partai Islam Indonesia di Surakarta bersama KH. Mas Mansur, Farid Ma'ruf, Soekiman, dan Wiwoho Purbohadidjoyo. Pada Muktamar 7 November 1945 Kasman terpilih menjadi Ketua Muda III Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi). Pengurus lain pada saat itu adalah KH. Hasyim Asy’ari (Ketua Umum), Ki Bagus Hadikusumo (Ketua Muda I), KH.Wahid Hasyim (Ketua Muda II), Mr. Moh. Roem, M.
  10. KH. SYAM'UN lahir di Beji,Bojonegara, Serang, Banten, 5 April 1894 dari pasangan taat beragama H. Alwiyan dan Hj. Hajar. Brigjen KH. Syam'un masih keturunan dari KH. Wasid tokoh “Geger Cilegon” 1888 ( perjuangan melawan Pemerintah Kolonial Belanda).rigadir Jenderal TNI (Anumerta) KH. Syam'un adalah seorang tokoh pejuang kemerdekaan menentang pemerintahan Hindia Belanda di Banten. Beliau pendiri Perguruan Tinggi Islam Al Khairiyah Citangkil,Kota Cilegon.Takhanya aktivis pendidikan Islam,KH. Syam'un adalah pejuang sekaligus pendiri kesatuan Divisi Siliwangi.KH. Syam'un pernah bergabung dengan PembelaTanah Air (PETA), sebuah gerakan pemuda bentukan Jepang. Dalam PETA, jabatan KH. Syam'un adalah Dai Dan Tyo yang membawahi seluruh Dai Dan I PETA Wilayah Serang.

0 Response to "10 Tokoh Islam Dinobatkan Jadi Pahlawan Nasional di Era Jokowi"

Post a Comment

Iklan Atas

Iklan Tengah Artikel

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel