Jokowi Lebih Unggul Menurut Al-Farabi

Menurut al farabi


Al-Farabi seorang tokoh ilmuwan dan filsuf Islam berasal dari Farab, Kazakhstan. Yang memiliki nama panjang Abu Nasr Muhammad Ibn Muhammad Ibn Tarkhan Ibn Uzalah Al- Farabi, sedangkan di dunia barat ia dikenal sebagai Alpharabius.

Sebagai ilmuwan dalam banyak bidang, Al Farabi tergolong ilmuwan Islam yang tidak hanya menjadi rujukan kaum Islam semata. Keahliannya dalam musik dan matematika mengantarkannya menjadi rujukan bagi ilmuwan barat.

Tak terkecuali dalam bidang filsafat, ia yang berhasil manautkan antara filsafat Aristoteles dengan filsafat Islam, menjadikannya memiliki julukan 'Aristoteles kedua'. Selain itu dalam ilmu tata negara ia juga sangat ahli.

Sebagai seorang pengamat dan pemerhati kenegaraan ia menelurkan syarat-syarat ideal untuk menjadi pimpinan negara. Ia menyebutkan seorang kepala negara adalah sosok nabi, karena sosok nabi tidak akan muncul lagi, ia menurunkan derajatnya satu tingkat, yakni pimpinan negara haruslah seorang filsuf.

Kalau tidak ada satu orang dengan karakteristik sebagai filsuf, maka sistem kepemimpinan negara dibentuk secara kolektif, oleh beberapa orang untuk menjadi satu kesatuan dari berbagai ahli. Dalam wadah semacam formatur atau presidium.

Dari sekian banyak murid "on line" Dr Fahrudin Faiz di pengajian yang bertajuk ngaji filsafat setiap rabu di masjid Jendral Sudirman Yogyakarta, yang selalu diunggah di youtube, saya menemukan materi ngaji filsafat yang membahas tentang sosok Al Farabi.Dalam video yang tidak lebih dari 6 menit, Pak Fahrudin memaparkan 12 syarat menjadi pemimpin ideal suatu negara menurut Al Farabi. Setelah memutar beberapa kali video tersebut rasanya pantas untuk saya kaitkan dengan apa yang sedang akan kita rayakan bersama, apalagi kalau bukan pesta demokrasi, pemilihan presiden.
Dari 12 syarat yang disampaikan saya mencoba mengaitkannya dengan dua capres yang ada, dan sejauh yang saya ketahui secara realitas dari kedua capres tersebut, saya dapati bahwa Jokowi lah orang yang paling ideal memimpin negara ini

Silahkan disimak, anda boleh meraba-raba dan merenungi sendiri, kemudian mengembangkannya sendiri,Jokowi atau Prabowo

1. Lengkap anggota badannya

Untuk poin 1 ini, kita tak perlu menarasikannya terlalu njlimet, baik Jokowi maupun capres lainnya, sama-sama terlihat lengkap anggota badannya. Kecuali desas desus yang ada pada capres lain itu, yang itu pun tak akan dapat dibuktikan, dan sulit untuk dibuktikan tapi akan lebih baik jika dia mau membuktikan.

2. Baik daya pemahamannya
Tidak melulu orang yang dengan daya pemahaman baik, adalah mereka yang bicara cepat, berapi-api dan cenderung grusa-grusu. Jokowi tidak demikian, ia cerdas dalam melihat dan merasakan segala sesuatu, lalu menyikapinya secara bijaksana dan berani. Sedangkan capres lain, kita tau sendiri, tak perlu kita bicarakan.

3. Tinggi intelektualitasnya
Tentunya indikator penilaian intelektualitas seorang calon presiden, tidak sama dengan dunia akademis yang bisa dinilai dengan angka. Intelektualitas seorang calon presiden menurut saya hanya bisa dilihat dari seberapa konsistennya ia terhadap visi dan misi yang disusunnya sendiri. Jokowi begitu! Sedangkan capres lain, kita tau sendiri, tak perlu kita bicarakan.

4. Bicara mudah di mengerti
Dengan banyak spasi dan ketenangan badan saat berbicara, baik di depan massa rakyat maupun di hadapan para wartawan dan dimanapun tempatnya, Jokowi tidak nampak berbeda gaya, alias gayanya mau diapain juga memang aslinya begitu. Dan itu dapat diterima oleh semua kalangan, yang awam tidak merasa kesulitan mencerna kata-katanya. Sedangkan capres lain, kita tau sendiri, tak perlu kita bicarakan

5. Pecinta pendidikan dan gemar mengajar
Salah satu ciri seseorang yang cinta pendidikan, tapi dia bukan seorang guru adalah dapat kita lihat dari karakternya yang gemar bergaul dan tidak canggung serta membuat nyaman terhadap orang-orang yang jauh lebih muda darinya. Orang yang sudah berusia kepala 5 kemudian bergaul dengan orang yang lebih mudah separuh dari usianya, selain dapat memberikan wejangan-wejangan dia juga bisa belajar tentang dunia kekinian, begitu kan Jokowi? Sedangkan capres lain, kita tau sendiri, tak perlu kita bicarakan.

6. Tidak toba atau rakus dalam hal makanan, minuman dan wanita
Tubuh yang kurus, sempat membuat rakyat sinis terhadap Jokowi, pemimpin kok kurus begitu. Sebelum akhirnya kita semua tahu, bahwa Jokowi adalag ahli tirakat jauh sebelum dibenaknya ada maksud menjadi seorang Presiden bahkan menjadi seorang Gubernur Ibukota Negara. Sedangkan capres lain, kita tau sendiri, tak perlu kita bicarakan.


7. Pecinta kejujuran dan pembenci kebohongan
Dari banyaknya para pecundang di negeri ini yang mulai terlihat, sejak kepemimpinan presiden Jokowi, kita mengerti bahwa sebelum masa kepemimpinannya, presiden sebelumnya lebih bersifat kompromis terhadap pecundang-pecundang itu. Sedangkan capres lain, kita tau sendiri, siapa saja orang-orang yang ada di sekitarnya.

8. Berjiwa besar dan berbudi luhur
Berapa tahun Jokowi secara massif difitnah dijelek-jelekkan? Sudah berapa juta hujatan-hujatan buruk terhadapnya? Pernahkah kita lihat beliau murka? Tidak! Sedangkan capres lain, kita tau sendiri, tak perlu kita bicarakan.

9. Tidak memandang penting kekayaan dan kesenangan duniawi
Dengan akses bisnis dan politik yang begitu besar, ia tetap membiarkan anak-anaknya berkembang sesuai kemauan anak-anaknya sendiri, tidak melibatkan mereka dalam pusaran politik maupun proyek-proyek pemerintah. Dari satu sudut itu saja kita tahu bahwa Jokowi bukan pecinta hal-hal keduniawian.Sedangkan capres lain, kita tau sendiri, tak perlu kita bicarakan.

10. Pecinta keadilan pembenci perbuatan dzolim

Saat sahabatnya dijebloskan ke penjara secara politis, ia tetap memegang teguh hukum, ia tidak melakukan intervensi hukum, ia membiarkan hukum berjalan sebagaimana mestinya. Pun dengan berbagai perkara Jokowi sangat menjunjung tinggi hukum sebagai instrumen keadilan di negeri ini. Sedangkan capres lain, kita tau sendiri, tak perlu kita bicarakan.

11. Tanggap dan tidak sukar diajak menegakkan keadilan dan sebaliknya, sulit untuk melakukan atau menyetujui tindakan keji dan kotor
HTI itu benalu, penghisab darah negara, menolak asas negara dan dasar negara, tapi tetap bergerak atasnama dasar negara. Tanpa tebeng aling-aling, Jokowi mengeluarkan Perppu no 2 tahun 2017, yang dalam masa gugatan HTI terhadap Perppu tersebut, DPR dalam rapat paripurna mengesahkannya menjadi UU. Itulah keadilan bagi seluruh bangsa Indonesia. Tentunya pembangunan infrastruktur dari Sumatera sampai Papua adalah juga bentuk keadilan. Sedangkan capres lain, kita tau sendiri, tak perlu kita bicarakan.

12. Kuat pendirian terhadap hal-hal yang menurutnya harus dikerjakan penuh keberanian, tinggi antusiame bukan penakut dan tidak berjiwa lemah atau kerdil
Tentunya kita masih ingat, tentang cerita ketika Jokowi ingin menginjakkan kakinya di Nduga Papua, baik Panglima maupun Kapolri atasnama keselamatan presiden mencoba merayu presiden untuk mengurungkan niat, tapi apa boleh buat, Jokowi tetap terbang ke Nduga. Itu satu dari sekian banyak contoh "keras kepalanya" Jokowi, kalau sudah demi bangsa dan rakyatnya. Sedangkan capres lain, kita tau sendiri, tak perlu kita bicarakan.

Demikianlah yang membuat Jokowi Lebih unggul. Dilihat dari sudut pandang manapun, Jokowi adalah pemimpin yang tepat di negara yang kita cintai ini.

Sumber : republika,wikipedia,youtube,seword

0 Response to "Jokowi Lebih Unggul Menurut Al-Farabi"

Post a Comment

Iklan Atas

Iklan Tengah Artikel

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel